Senin, 09 Januari 2012

Puisi Lokal


Tepi Hati
Terlihat disudut tepi.
Mata yang begitu bias berhias lekat berkaca.
Mata yang ketika tertutup menampakkan senyum tanpa sapa.
Dan mata yang ketika terbuka membuatku diam merunduk malu.

Jika mata adalah tepi,
Seketika itu aku akan bersembunyi hingga tepi berjuta pandang tak kan
Melihat aku bersembunyi.
Ingin sekali beranjak kemudian berjalan hingga tengah,lalu menyapa tepi.



Ada Cinta
ada garam di laut..
ada asam di gunung..
iya aku tau itu sayang..
aku tau tanpa kau memberitauku..
namun ada yang tak kau ketahui..

ada gula di senyummu..
membuatku ingin terus mengingatnya..
manis bahkan amat sangat manis..
membuatku selalu meringis..
entah berapa kali aku mencoba menepis..
namun selalu saja rasaku ini teriris
oleh tajamnya rasa ini







Permaisuri Cinta
ketika batin tak lagi lemah lembut..
menyayangi yang harus disayangi..
menjadi pelindung bagi yang ingin dilindungi..
menikmati semua keindahan yang ingin kunikmati..
merasakan sunyi..
melekatkan jantung dan nadiku dalam sepi..

menelusuri setiap darah yang mengalir dalam pembuluh nadi..

dan ketika aku telah sampai pada pucuk jari jemari..
aku ingin segera keluar dari kebuntuan menyiksa ini..
aku ingin merasakan cinta..
yang mampu melunakkanku..
memberikan kekerasan pada hatiku..
dan mungkin membuatku menjelma menjadi putrinya..
putri para dewa dengan sentuhan lembutnya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar